Rabu, 31 Mei 2017

Bulan Puasa Berat di Jepang Dijalankan Dengan Baik di tengah Upaya Meniti Karier Rara

Bulan Puasa Berat di Jepang Dijalankan Dengan Baik di tengah Upaya Meniti Karier Rara


Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tidak mudah menjalankan ibadah puasa di Jepang.

Pagi jam Three sudah harus puasa dan malam jam 19 barulah buka puasa.

Tapi semua dilakoni dengan baik gadis cantik asal Bogor ini yang baru meniti kariernya di Jepang.

"Ya kalau bulan puasa, karena saya memang sering dan suka kalau kerja di malam hari di rumah, jadi kerja saya lanjutkan sampai jam Three pagi, lalu saya bobo terus sejak itu, barulah pagi jam kerja saya ke kantor, sampai jam 19 saya buka puasa kembali," papar desainer tekstil Rara Pradnya Nindita (26) khusus kepada Tribunnews.com kemarin (30/5/2017).

Kesibukannya selain sebagai desainer tekstil sehari-hari ikut membangun perusahaan journey agencynya bersama teman-temannya dari Indonesia yang lain yang tinggal di Tokyo.

"Kita mulai dari kecil-kecilan saat ini untuk urusan tour pariwisata kalau ada tamu banyak yang datang dari Indonesia ke Jepang sini ya kita deal with dengan baik dan bulan April kemarin cukup sibuk juga sih," paparnya.

Selama empat tahun berkecimpung di Jepang, Rara terus berusaha mencari tahu berbagai informasi terkait desain tekstil di negeri Sakura ini, termasuk pula pengembangan ide, kreativitasnya di sini.

Desain jepit ramputnya yang terangkai dengan desain batik, menjadi salah satu karakter jati diri desainnya saat ini, digarap bersama warna-warni yang cantik pula dengan pola campuran Jepang dan Indonesia menjadikan kain hasil kreasinya memang keren sekali.

Di mana lalu rara juga smepat males desain sebuah topi yang memiliki model terkenal di dunia dan kini pun Rara mengakui cukup mendapatkan ide dari perusahaan Finlandia Marimekko dengan berbagai pola desain yang ditampilkan pada situs onlinenya.

"Saya ingin punya karakter desain sendiri perkawinan kekayaan alam budaya Indoensia antara lain dengan batiknya, dan negeri Sakura ini, menghasilkan satu sinergi desain yang baru mungkin," ungkapnya lagi.

Pengalamannya pernah magang di Bali (desainer dari Jawa) dan desainer dari Bandung, tampaknya juga ikut menambah wawasannya sebagai pendesain tekstil, papar rara yang punya adik wanita satu orang yang tentu sangat dicintainya.

"Kalau darei papa dan mama sih percayakan ke saya untuk belajar dan menempuh kariernya di Jepang. Cuma nasehat mereka jangan lupa salat di masa puasa ini agar bisa memberikan keseimbangan dalam hidup," jelasnya lagi.

Usianya yang sudah mencapai 26 tahun memang diakuinya semakin menggairahkan untuk berkreasi dan menjalaninya dengan motivasi yang tinggi untuk berkarier, di samping seorang pria ganteng warga Jepang yang sedang "ditunggunya" karena masih menempuh gelar S-Three di Jepang saat ini sampai dengan 2019.

Satu yang pasti, anak muda Indonesia yang sedang naik daun seperti Rara ini mungkin perlu kita acungkan jari, supaya bermunculan pula Rara Rara lain di negeri Sakura yang pada akhirnya dapat mengharumkan nama Indonesia pula di Jepang ini.

قالب وردپرس