TRIBUNNEWS.COM - Menteri Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara mengaku diajari berpuasa oleh keluarga sejak ia masa kecil.
Sebagaimana umumnya anak-anak seusianya, ia hanya bisa melaksanakan puasa setengah hari.
âSaya diajari dengan puasa setengah hari karena ganjarannya diberi bonus oleh orang tua setengah hari juga. Padahal kita tahu tidak ada puasa setengah hari itu,â katanya di gedung PBNU sebelum meresmikan Nusantara Command Middle (NCC) Senin (22/5/2017).
Namun ia menilai, puasa setengah hari itu merupakan cara mendidik yang baik orang tua kepada anak agar kelak setelah dewasa terbiasa melakukannya.
âSaya dibesarkan di Bogor, dididk orangtua, terutama nenek saya,â lanjutnya bernostalgia dengan masa kecilnya.
Sang nenek disebut sangat mendukungnya dalam menimba ilmu-ilmu agama dengan mengirimkannya ke sekolah agama sore hari.
Jika ia malas pergi ke madrasah, maka neneknya itu akan memanggil tukang becak agar mengantarkan Rudiantara ke madrasah.
âSupaya saya ikut kelas. Kalau enggak, nanti saya malas. Sampai sekarang saya tidak lupa itu,â katanya.
Makanya, lanjut dia, saat dia berdoa untuk orangtuanya, ia selalu menyertakan nama neneknya.
âKarena saya tidak bisa baca Qurâan, tidak bisa baca nahwu sharaf, grammer (tata bahasa) segala rupa kalau tanpa nenek saya. Saya di Bogor di Madrasah Ibtidaiyah belajar nahwu, sharaf, fiqih, tauhid, di Jalan Menteng,â pungkasnya. (Nu.On-line/Abdullah Alawi)